MEMBANGUN SEMANGAT BERBELASKASIH
Inti dari pewartaan Sabda Tuhan adalah membangun semangat berbelaskasih. Belaskasih merupakan perwujudan dari cinta kasih kepada Allah dan sesama. Cinta kepada Allah dapat diwujudnyatakan dengan cara mendengarkan sabda-Nya, mengikuti perintah-Nya, patuh kepada segenap hukum-Nya dan dengan setia pula melaksanakannya. Perwujudan cinta kepada Allah tidak terlepas dari cinta kepada sesama. Karena dalam diri sesama, hadirlah perwujudan Allah. Maka dengan berbelaskasih kepada sesama sama halnya mencintai Tuhan dengan segenap hati. Segenap hati berarti melibatkan seluruh yang ada di dalam diri kita yaitu: pikiran, perkataan dan perbuatan (bdk. Ulangan 30:10-14).
Semangat belaskasih adalah semangat Kristus. Dengan membangun semangat belaskasih sama halnya mengenakan semangat Kristus. Hal itu berarti kita percaya di dalam iman bahwa Dialah Allah Sumber Cinta Kasih. Cinta-Nya telah ditunjukkan kepada kita sejak semula, bahkan kita semua dihimpun menjadi satu tubuh juga demi satu tujuan yaitu kita semua mengalami damai dan belaskasih-Nya. Dengan hadir di dunia, menjelma menjadi manusia dan pengorbanan yang dilakukan-Nya merupakan bukti nyata akan semangat belaskasih yang dimiliki. Semangat itulah yang diteladankan kepada kita, agar kitapun menghimpun semua orang di dalam damai dan belaskasih-Nya (bdk. Kolose 1:15-20).
Praktek belaskasih tidak memandang siapapun; tidak perduli lawan maupun kawan, sebab Allah sendiri hadir untuk semua orang tanpa pandang bulu. Semua orang yang baik dan pendosa sama-sama mengalami belaskasih Allah. Jika Allah telah berbuat demikian, maka kitapun hendaknya berbuat seperti yang diteladankan-Nya yaitu: mengasihi sesama seperti halnya mengasihi Allah dan diri sendiri. Praktek semangat belaskasih berkaitan erat dengan seluruh yang ada di dalam diri kita yaitu: kemampuan dalam memandang sesama, kemampuan dalam berbelarasa, kemampuan untuk terllibat secara inisitaif dan kemampuan dalam bertindak (bdk Lukas 10:25-37). (P. Dedy.S)
No comments:
Post a Comment