Pemersatu Keluarga itulah kata yang cocok dikenakan bagi para Asisten Konselor Perkawinan (AKP). Pada tahun ini AKP telah memasuki angkatan ketiga untuk Keuskupan Surabaya. Tujuan dibentuknya AKP ini selain untuk menjawab kebutuhan terhadap keprihatinan dan kepedulian terhadap masalah-masalah pasangan suami istri yang terjadi di dalam hidupnya setelah disatukan dalam Sakramen Perkawinan. Juga membantu para pastor di bidang konseling. Aneka masalah yang terjadi dapat berupa masalah psikologis maupun spiritual.
Untuk menjadi seorang AKP wajib mengikuti Kursus Assisten Konselor Perkawinan (KAKP) yang pendidikannya selama 1 tahun dengan 2 semester. Tujuan utamanya adalah mempersatukan kembali pasangan atau keluarga yang tercerai berai. Sebab Gereja tidak mengenal kata “penceraian” melainkan persatuan seperti Kristus dan Gereja-Nya.
Untuk menanggapi dan mewujudkan kebutuhan tersebut, diperlukan kemampuan asisten konselor yang terlatih di bidang pendampingan atau konselor perkawinan. Konselor dan asisten harus memiliki integritas moral yang baik serta semangat pelayanan penuh cinta kasih, mampu menciptakan keluarga Katolik yang rukun dan damai, sejahtera dan bahagia serta beriman; terampil mendampingi dalam bentuk mendengarkan, mengerti, membantu mereka yang mengalami kesulitan untuk berubah menjadi baik.
Dalam sejarahnya, pada mulanya adalah sebuah mimpi. Mimpi itu muncul dari keprihatinan dan kepedulian terhadap masalah-masalah hidup berpasangan yang disatukan dalam perkawinan. Mimpi Pastor Thoby M. Kraeng, SVD (Konselor Perkawinan Professional di Keuskupan Surabaya yang juga sebagai anggota tim WEME Distrik IV Surabaya) ini disharingkan bersama dengan Prof. Willy F. Maramis, dr, SpKJ (Dekan Fakultas Kedokteran Unika Widya Mandala. Salah satu Pendiri ME Distrik IV Surabaya) dan Drs. Anton J. Tjahjo Anggoro, MPsi. (Dosen Fak. Psikologi UBAYA/Kordis ME Distrik IV Surabaya).
Setelah melewati beberapa kali pertemuan dan diskusi, maka mimpi itu menjadi kenyataan, yaitu lahirnya KAKP (Kursus Asisten Konselor Perkawinan). Kursus ini diadakan untuk melayani pasangan suami-istri atau keluarga-keluarga, umat yang mempunyai masalah. From the womb to the tomb, artinya, melayani konsultasi bagi pasangan suami-istri atau keluarga-keluarga atau umat, yang mempunyai masalah psikologis dan spiritual. Ide ini muncul dari keprihatinan dan kepedulian terhadap situasi dan kondisi kehidupan berumah-tangga dewasa ini, di wilayah Keuskupan Surabaya. Gereja membutuhkan kader-kader yang terlatih dan terampil dalam bidang konseling.
Kursus Asisten Konselor Perkawinan ini diadakan untuk menanggapi kebutuhan umat di Keuskupan Surabaya dengan restu Mgr. Vincentius Sutikno Wisaksono, dalam kerja sama dengan Marriage Encounter Distrik IV Surabaya dan sebagai mitra kerja Komisi Kerasulan Keluarga Keuskupan Surabaya.
Sedang VISI-nya adalah “Menjadi tempat pendidikan Asisten Konselor Perkawinan terpandang dengan lulusan yang kompeten, mempunyai spiritualitas dan integritas moral, dan yang melayani dengan kasih”. MISI KAKP yaitu: Meluluskan Asisten Konselor Perkawinan yang dapat menangani perkawinan dengan masalah-masalah hubungan antar suami-istri yang ringan, masalah relasi ortu-anak atau masalah keluarga lainnya, serta bila perlu dapat merujuknya ke Konselor Perkawinan profesional.
Paroki Hati Kudus Yesus memiliki 3 calon AKP angkatan ketiga yaitu: RP. Yosef Taoe SVD, Ibu Yohana Murniasih dan Sdr. Paulus Dedy. Ketiganya terpanggil sebagai pendamping keluarga dan pasutri di Keuskupan Surabaya pada umumnya dan Paroki Hati Kudus Yesus pada khususnya. Moto KAKP ini adalah : “Iman, Harapan dan Kasih dalam Ilmu dan Amal”. (P. Dedy.S)
Bagaimana untuk mendapat pelayanan ini? Menghubungi ke Paroki ke bagian?
ReplyDeleteTerimakasih
Silahkan menghubungi sekretariat Paroki masing-masing, termasuk Paroki Hati Kudus Yesus lantai 1. Terima kasih.
DeleteApakah ada no kontak paknya?
ReplyDeleteSlmt pagi KOnseling Perkawinan Katolik HKY, bisakah saya minta no contact person yg dpt km hubungi? Sy akan konsul untuk perkawinan anak kami, TKS
Delete