WEJANGAN AKHIR JAMAN
Kata “Wejangan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti nasehat atau petunjuk. Dalam Minggu terakhir tahun liturgi ini, bacaan akan banyak mengatakan tentang akhir jaman yaitu saatnya Yesus datang kedua kalinya yang ditandai dengan ragam kehancuran dunia kecuali iman. Keduniawian dengan sengaja dihancurkan karena dampak negatifnya menjatuhkan moral manusia yang mengabdi kepada keangkuhan dan berbuat kejahatan. Dengan kedatangan-Nya kembali pada “Hari Tuhan”, Allah ingin membebaskan dan membawa keselamatan bagi mereka yang dengan sepenuh hati mencintai dan hidup bagi-Nya (lihat. Maleakhi 4:1-2a).
Kata “Wejangan” berasal dari bahasa Jawa yang berarti nasehat atau petunjuk. Dalam Minggu terakhir tahun liturgi ini, bacaan akan banyak mengatakan tentang akhir jaman yaitu saatnya Yesus datang kedua kalinya yang ditandai dengan ragam kehancuran dunia kecuali iman. Keduniawian dengan sengaja dihancurkan karena dampak negatifnya menjatuhkan moral manusia yang mengabdi kepada keangkuhan dan berbuat kejahatan. Dengan kedatangan-Nya kembali pada “Hari Tuhan”, Allah ingin membebaskan dan membawa keselamatan bagi mereka yang dengan sepenuh hati mencintai dan hidup bagi-Nya (lihat. Maleakhi 4:1-2a).
Setiap hari adalah “Hari Tuhan”. Pada setiap hari itulah, Allah menawarkan pembebasan dan keselamatan kepada umat-Nya. Allah selalu melawati umat-Nya yang selalu merindukan kedatangan-Nya. Maka tanpa menunggu, Allah sendiri telah hadir dalam setiap aktivitas dan pekerjaan yang manusia lakukan. Dalam lawatan-Nya itu, Allah mau melihat apakah dalam segala aktivitas dan pekerjaan, dalam diri manusia masih memiliki cinta dan hidup bagi Allah? Apabila Allah menemukannya masih ada, maka dari aktivitas dan pekerjaan tersebut akan mendatangkan pembebasan dan membawa keselamatan. Inilah yang dikatakan “Tertib dalam Hidup” (lihat. 2 Tesalonika 3:7-12).
Keduniawian tidak selamanya memberikan jaminan akan keselamatan. Karena yang bersifat duniawi dapat rusak, lenyap dan menyesatkan. Keindahan duniawi bersifat sementara saja. Hanya iman yang memberikan jaminan untuk mengalami pembebasan dan memperoleh keselamatan. Karena itu, iman yang perlu dipersiapkan untuk menyambut “Hari Tuhan” dengan tekun, ulet dan sabar. Karena tanpa tekun, ulet dan sabar, maka iman mudah disesatkan, diperdaya, dilumpuhkan bahkan dihancurkan. Barangsiapa bertahan di dalam iman dan mempersiapkannya dengan baik, akan mengalami pembebasan dan memperoleh keselamatan (Lihat. Lukas 21:5-19). (P. Dedy. S)
No comments:
Post a Comment