Thursday, April 14, 2016

BULAN MEI BULAN MARIA

Kedatangan dan kelahiran  Yesus di dalam hidup kita tidak terlepas dari peran Bunda Maria sebagai Bunda Allah dan Gereja. Berkat kesetiaan, kesediaan dan ketaatan Maria dalam mengandung akhirnya menjadi jalan masuk Allah ke dalam hidup manusia untuk mewartakan karya keselamatan. Melihat keterlibatan Maria dan misteri karya keselamatan itu, maka Gereja memberikan penghormatan secara khusus kepada Maria yang dinamakan devosi.

Pada tanggal 30 April 1965, Paus Paulus VI melalui ensiklik Mense Maio (In the Month of May; dalam bulan Mei) menyatakan bahwa Bulan Mei dipersembahkan sebagai bulan peringatan Bunda Allah, juga menegaskan bahwa penghormatan kepada Bunda Maria pada bulan Mei merupakan kebiasaan yang amat bernilai.


Dalam rangka membangun kebiasaan penghormatan kepada Bunda Maria serta menyambut Jubileum Kerahiman Allah maka Gereja Paroki Hati Kudus Yesus mengadakan  2 (dua) kegiatan yaitu: acara Prosesi/ Perarakan Bunda Maria dengan tema : “Bersama Bunda Maria Kita Diutus Mewartakan Kerahiman Allah” dan ibadat penghormatan khusus dengan tema: “Bersama Bunda Maria Menuju Hidup Berkelimpahan“.

Tujuannya agar umat menghormati Bunda Maria sambil memohon doanya, membantu umat dalam memahami peran dan keteladanan Bunda Maria sebagai Bunda Gereja, serta berani menyandarkan hidupnya kepada Bunda Maria sebagai Bunda Kerahiman. Semua tujuan itu diperdalam oleh umat melalui empat pertemuan antara lain:

  1. Bunda Maria, Bunda Penolong Abadi
  2. Bunda Maria, Bunda Hati Tak Bernoda
  3. Bunda Maria Bunda Harapan
  4. Bunda Maria Bunda Kerahiman

Acara prosesi diselenggarakan di Gereja Hati Kudus Yesus (Katedral) pada:


Hari/ Tanggal Waktu Kegiatan
Sabtu, 30 April 2016
16.00-18.00
Pembagian bunga mawar/ sedap malam, lilin, teks misa, teks upacara prosesi dan kertas ujub/ intensi.
18.00-19.15 Perayaan Ekaristi
19.15 – selesai Prosesi Bunda Maria dari dalam gereja keluar lewat pintu gereja menuju area gua Maria.


1. Bunda Maria, Bunda Penolong Abadi

Kita menyadari bahwa dalam mewujudkan hidup berkelimpahan di zaman sekarang ini merupakan sebuah perjuangan iman, maka kita semua diajak untuk menumbuhkan kesadaran baru, bahwa sumber hidup yang berkelimpahan adalah Allah sendiri. Bunda Maria sebagai Ibu Tuhan menjadi Ibu Penolong yang peduli akan kesulitan orang lain. Bunda Maria juga berkenan mendampingi hidup manusia, terlebih saat manusia mengupayakan ketekunan, keuletan, dan kesabaran. Bunda Maria menjadi Bunda Penolong Abadi bagi peziarahan kita di dunia ini.

Keteladanan Bunda Maria yang tertuang dalam setiap pertemuan selama Bulan Mei ini, menunjukkan bagaimana Bunda Maria melaksanakan Kerahiman Karya Allah dengan cara menjadi Murid Kristus yang setia.  Pada Bulan Maria ini kita juga diajak mengenal beberapa gelar Bunda Maria yang bersifat devosi. Empat Gelar Bunda Maria yang besifat devosi akan mewarnai ibadat ini.


2. Bunda Maria, Bunda Hati Tak Bernoda

Dalam pertemuan bulan Maria yang kedua ini kita diajak untuk mereflesikan hati Bunda Maria yang penuh cinta. Hatinya penuh penyerahan pada Allah Bapa dan penuh cinta kepada Yesus Putera-Nya. Hati yang penuh cinta itu juga menjangkau umat beriman. Jika dalam bagian pertama kita merenungkan Maria Bunda Penolong Abadi, maka pada bagian ke 2 ini kita akan merenungkan hati Maria yang tak bernoda.

Gereja Katolik percaya bahwa Maria tak bernoda dosa. Sejak awal keberadaannya, ia dijaga oleh Tuhan dari segala kehilangan kekudusan. Bunda Maria dipenuhi dengan rahmat Ilahi. Lebih jauh lagi dipercaya bahwa Maria kemudian menjalani kehidupannya terbebas sepenuhnya dari dosa.


3.  Bunda Maria Bunda Harapan

Bunda Yesus telah dimuliakan di surga dengan badan, jiwa dan citra. Bunda Maria yang beberapa kali menampakkan diri pada manusia memberikan bukti bahwa Bunda Maria selalu menemani manusia di dunia ini baik suka maupun duka. Harapan berarti memiliki kepercayaan yang bisa merubah keadaan menjadi lebih baik dan hasil yang positif  dari pada waktu sebelumnya.

Pada bagian yang ketiga ini kita diajak merefleksikan bahwa melalui Bunda Maria, Yesus andalan kita memberikan harapan baru. Sebab dalam duka ada sukacita, dalam perjuangan ada keberhasilan, karena penderitaan akan membuahkan ketekunan, dalam ketekunan membuahkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan harapan. Dan harapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita oleh Roh Kudus (Roma 5:3-5). Penderitaan juga tidak memupuskan harapan melainkan menjadikan manusia memiliki pribadi yang tangguh imannya.


4. Bunda Maria Bunda Kerahiman

Pertemuan bulan Maria yang keempat ini kita diajak untuk mereflesikan Kerahiman Allah yang tampak dalam diri Yesus. Bunda Maria menjadi perantara kita untuk segala rahmat yang kita butuhkan dari Allah. “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” merupakan ajakan Yesus agar kita memperhatikan kebutuhan orang lain. Ajakan ini juga mengandung maksud agar manusia bersukacita, mengalami damai sejahtera dan hidup berkelimpahan. Untuk mengupayakan murah hati,  pertama-tama harus mengesampingkan diri kita. Ini berarti menemukan kembali nilai keheningan dengan tujuan untuk merenungkan Sang Sabda yang datang kepada kita. Dengan cara ini, maka akan menjadi mungkin untuk merenungkan Kerahiman Allah dan mengadopsinya sebagai gaya hidup kita.


Semoga melalui kedua kegiatan ini yaitu acara prosesi dan ibadat dengan tema yang diberikan, makin mendekatkan dan membiasakan umat untuk hidup dekat kepada Bunda Maria dalam sebagai perantara Allah dalam menuju hidup yang berkelimpahan. (P. Dedy.S)

No comments:

Post a Comment