Saturday, June 4, 2016

BELASKASIH MEMBAWA KEBANGKITAN

MINGGU BIASA X TAHUN C 2016



Kematian fisik dan kematian rohani dapat dialami jikalau kita menjauh dari belaskasih Allah karena dosa. Hanya belaskasih Allah yang memampukan kita bangkit kembali dari kematian berkat iman yang kita miliki. Iman itu ada di dalam hati dan tercetus di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Karena itulah Allah melihat diri kita dari dalam hati, sebab di sanalah iman kita berada dan tinggal. Kualitas iman dapat kita ukur melalui setiap pikiran yang ada, setiap perkataan yang kita ucapkan dan setiap perbuatan yang kita lakukan. Sama seperti apa yang dialami oleh Elia kepada si janda, maka melalui iman, kita diselamatkan, dibangkitkan dan memperoleh hidup (bdk. 1 Raja-Raja 17:17-24).


Berkat iman, diri kita juga dibenarkan dan diselamatkan. Iman dapat tumbuh dan berkembang berkat kesetiaan kita dalam menerima pengajaran yang berasal dari Allah. Pengajaran-Nya dapat kita temukan dan terima apabila tetap setia dalam mendengarkan sabda Allah, menyimpan di dalam hati dan dengan tekun pula melaksanakannya. Melalui ketiga hal tersebut kita dapat mewartakan kebaikan dan belaskasih Allah kepada semua orang. Dengan mewartakan kebaikan dan belaskasih Allah, berarti kita menyediakan diri menjadi saluran rahmat Allah untuk semua orang, supaya semua orang menjadi tahu betapa Maha Rahim-Nya Allah (bdk. Galatia 1:11-19).

Kuasa atas kematian dan kehidupan berada di tangan Allah. Untuk mengalami hidup bersama dengan Allah perlu bagi kita menumbuh-dewasakan iman dengan menerima sakramen inisiasi yaitu: baptis, ekaristi dan krisma. Melalui baptis, diri kita disucikan, dikuduskan dan dihidupkan kembali setelah dosa asal dihancurkan; Lalu memperoleh hidup kekal. Melalui ekaristi, diri kita dipersatu-eratkan dengan Allah dan segenap umat-Nya. Melalui krisma, kita didewasakan dalam iman, diteguhkan, dikuatkan dan diberanikan untuk menjadi pewarta sejati sehingga mampu menjadi saksi kebenaran dan belaskasih Allah. Sama halnya dengan kebangkitan kembali si pemuda Nain, merupakan bukti nyata bahwa Yesus mempunyai kuasa atas hidup dan mati kita, baik secara fisik dan rohani. Atas belaskasihan-Nya, si pemuda dibangkitkan kembali dari kematian yang dialami agar si pemuda pun dapat memberikan kesaksian akan kuasa dan belaskasih Allah. Maukah kita dibangkitkan kembali oleh kuasa Allah yang ada di dalam diri Yesus untuk diberanikan menjadi saksi kebenaran dan belaskasih Allah? (bdk. Lukas 7:11-17). (P. Dedy. S)

No comments:

Post a Comment