Thursday, February 4, 2016

RABU ABU SEBAGAI TANDA TOBAT

Pada tahun ini Rabu Abu jatuh pada tanggal 10 Februari 2016. Dengan peringatan Rabu Abu dan dilanjutkan dengan penerimaan abu pertanda bahwa Masa Prapaskah sudah dimulai. Maka diharapkan seluruh umat menerima abu sebagai tanda tobat dan mengalami belaskasih Allah Sang Maha Rahim.


Abu yang kita terima pada Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah digunakan pada saat Minggu Palma. Daun-daun yang sudah kering itu dibakar dan abunya diambil, dibasahi dengan air suci dan dioleskan pada dahi kita sebagai tanda tobat.

Pada Rabu Abu seluruh kaum beriman akan menerima dan ditandai tobatnya dengan abu pada dahi. Sebab dosa kita lebih banyak berasal dari pikiran. Dari pikiran itu dapat timbul berbagai hal yang membuat seluruh diri kita jatuh ke dalam dosa. Maka dengan diberikannya abu pada dahi, diri kita diingatkan kembali agar bertobat dan percaya kepada Injil dengan seluruh nasehat-Nya. Ini sebagai pertanda kita harus berani mengakui diri sebagai pendosa yang penuh dengan segala kelalaian, dosa dan kesalahan dengan terbuka di hadapan Allah sambil mengharapkan pengampunan dan belaskasih-Nya.

Pertobatan tak cukup ditandai dengan abu saja, melainkan harus disertai dengan sesal, niat, silih (denda) dan tindakan nyata sebagai buah dari penitensi (hukuman)atas perbuatan kita melalui puasa, pantang dan amal.

Pemberkatan  dan pembagian abu dapat dilaksanakan di dalam dan di luar perayaan ekaristi; apabila diselenggarakan di luar perayaan ekaristi, harus diawali dengan ibadat sabda dan diakhir dengan doa umat. Siapapun diperkenankan menerima abu pada saat Rabu Abu entah itu anak-anak, remaja, dewasa, lansia, yang sudah dibaptis secara Katolik maupun yang masih katekumen, yang sudah komuni I dan yang belum komuni. Semuanya dapat menerima abu sebagai ungkapan kesediaan diri untuk bertobat. (P. Dedy.S)



No comments:

Post a Comment