MEMBANGUN SEMANGAT SOLIDARITAS
Kata “berhala” tentunya sudah tidak asing bagi kita. Kalau mengingat kata tersebut, kita akan dibawa ke dalam pengertian tentang penyembahan arca. Sesungguhnya berhala itu ada di sekitar kita. Salah satu bentuknya berupa kekayaan, kemewahan dan pesta pora. Banyak cara digunakan manusia dalam usaha memperkaya diri dan hidup di dalam kemewahan. Ada yang jujur, namun ada pula yang menghalalkan segala cara. Sikap saling saing, saling tendang, dan saling menjatuhkan merupakan ciri hidup mengejar berhala jaman sekarang yang disebut juga hedonisme dan konsumerisme. Akhirnya menjadi lupa diri bahwa semuanya itu tanda berkat Tuhan yang harus disyukuri dan perlu juga diperbantukan kepada sesamanya yang masih berkekurangan (bdk. Amos 6:1a.4-7).
Semangat solidaritas dapat dimiliki oleh mereka yang tahu caranya hidup ugahari (tahu batas). Semangat tersebut merupakan salah satu cara orang beriman dalam mewartakan dan memberikan kesaksian akan kebaikan dan belaskasih Tuhan. Ia akan mampu melihat Kristus dalam diri sesama terutama yang miskin, menderita dan marginal. Dasarnya adalah kasih, kesetiaan, keadilan, kerendahan hati, kesabaran, kelemahlembutan dan penguasaan diri (bdk. 1 Timotius 6:11-16).
Semangat solidaritas adalah semangat Kristus. Dengan membangun semangat solidaritas akan meniadakan jurang pemisah antar golongan dalam masyarakat terutama yang miskin dan kaya. Seperti Kristus yang mau hidup miskin dan solider dengan manusia, maka sebagai orang beriman perlu solider dengan sesama. Manusia akan mampu merasakan kemiskinan sesamanya apabila diri manusia juga belajar bersemangatkan kemiskinan. Hal itu berarti bersikap tahu batas, berani bersikap lepas bebas dan kemauan untuk bertobat. Menonjolkan ego atau diri merupakan sikap yang perlu dijauhi. Kerelaan untuk berbagi merupakan salah satu bentuk dari solidaritas. Karena itu, semangat kemiskinan dan kemauan untuk solider akan memiliki Kerajaan Surga (bdk. Lukas 16:19-31). (P.Dedy.S)
No comments:
Post a Comment