Monday, September 5, 2016

MINGGU BIASA XXIV TAHUN C 2016

REKONSILIASI JALAN MENUJU KERAHIMAN ILAHI

Kalau ada perselisihan maka ada perdamaian kembali. Itulah yang dinamakan rekonsiliasi. Jurang pemisah bukan hanya terjadi pada hubungan manusia dan sesamanya saja, melainkan juga antara manusia dan Allah-nya. Putusnya hubungan antar manusia dapat disebabkan oleh berbagai hal; rata-rata dipicu oleh kesalahpahaman, hilangnya komunikasi dan bersikerasnya diri kita terhadap pola pikir kita sendiri. Sedangkan putusnya hubungan manusia dengan Allah disebabkan oleh ketidaksetiaan, keangkuhan, dan kebebalan hati. Akibatnya terjadi jarak antara manusia dan Allah, manusia dan sesamanya. Semuanya itu dapat dipulihkan kembali dengan membangun kemauan dan niat rekonsiliasi (bdk. Keluaran 32:7-11.13-14).


Sekalipun manusia tidak setia kepada Allah dan membangun permusuhan dengan sesamanya, namun Allah tetap mengasihi semua manusia. Allah membalas ketidaksetiaan manusia dengan cinta bukan dengan hukuman. Jalan menuju keselamatan kekal tetap dibuka lebar bagi semua manusia. Rahmatpun masih tetap terus dilimpahkan. Bukti cinta Allah nampak dalam diri Yesus yang membentangkan tangan-Nya di salib untuk menjadi jembatan rekonsiliasi antara manusia dan Allah, manusia dan sesamanya. Pertobatan merupakan jalan menuju rekonsiliasi (bdk. 1Timotius 1:12-17).

Karena salah dan dosa, manusia terjauh dan hilang dari Allah dan sesamanya. Dengan pertobatan dan rekonsiliasi, manusia kembali kepada Allah dan sesamanya. Niat pertobatan dan rekonsiliasi timbul dari inisiatif manusia sendiri bukan Allah. Allah hanya bergembira dan bersukacita apabila melihat manusia memiliki keinginan dan kesadaran untuk bersatu dan bersekutu dengan-Nya. Persekutuan manusia dan Allah-nya nampak dalam persekutuannya dengan sesamanya. Itulah bukti kerahiman Allah (bdk. Lukas 15:1-32). (P. Dedy. S)

No comments:

Post a Comment