Monday, August 15, 2016

MINGGU BIASA XXI TAHUN C 2016

KESELAMATAN ITU MILIK SIAPA?

 Hidup damai penuh dengan kesatuan dan persatuan merupakan dambaan semua orang. Seperti itulah suasana “Surga di bumi” atau Kerajaan Allah. Kerajaan Allah dan Kerajaan Surga itu sama artinya yaitu suasana damai dan persekutuan bersama dengan Allah yang hadir di antara kita atau “meraja”.  Hanya penekanannya saja yang berbeda; Kerajaan Surga lebih ditekankan kepada kesatuan bersama dengan Allah dalam kehidupan yang akan datang. Namun keadaan kelak pun dapat diwujudnyatakan di dalam kehidupan sekarang di bumi dengan mengusahakan kedamaian, kerukunan dan kesatuan antar sesama dan dengan segenap makhluk hidup (bdk. Lumen Gentium 3). Itulah tugas kita untuk mengajak semua orang mengalami kesatuan dan persatuan, sebab dengan tujuan tersebut Allah mewahyukan diri-Nya melalui Kitab Suci, Tradisi dan Ajaran Gereja (bdk. Yesaya 66:18-21).


Keselamatan hidup bukan diperoleh dengan cara serba instant melalui pemenuhan kewajiban beragama saja, melainkan melalui segala daya upaya, jatuh dan bangun, susah dan derita tanpa disertai keputusasaan dan kehilangan harapan atau pesimistis. Sebaliknya dalam kondisi apapun tetap berpegang kepada ajaran Allah, berterima kasih kepada-Nya apabila kita mendapatkan teguran, peringatan, dan penyesahan; kesemuanya itu merupakan ganjaran sebagai tanda cinta kasih Allah dan jalan menuju kepada keselamatan abadi. Dari situ pula iman kita didewasakan untuk makin mengenal dan mengalami cinta kasih Allah (bdk. Ibrani 12:5-7.11-13).

Keselamatan itu diperuntukkan bagi semua orang tanpa pandang bulu terutama mereka yang beriman dan hidup sesuai dengan imannya. Karena orang yang beriman adalah orang yang tetap tekun dan berpegang teguh kepada ajaran Allah walau hidupnya diterpa apapun. Orang yang beriman adalah orang yang terus ulet dan optimis dalam kebaikan dan kebenaran. Orang yang beriman adalah orang yang dipenuhi dengan kesabaran hati dalam menjalani hidup terutama dalam meniti jalan menuju keselamatan abadi dan terjalinnya persekutuan dirinya dengan Allah kembali (bdk. Lukas 13:22-30). (P. Dedy. S)

No comments:

Post a Comment