Dengan Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, berarti tahun liturgi ditutup. Melalui hari raya ini, segenap umat kristiani yang disebut murid-murid Kristus diajak bukan hanya untuk memperoleh kekuatan berkat Kristus yang menguasai hati, pikiran, kehendak dan perbuatan, melainkan juga melihat sifat kepemimpinan Kristus sebagai raja. Untuk menjadi pemimpin atau raja yang baik bukan perkara muda. Harus melalui proses yang lama, penuh refleksi dan permenungan terutama tentang sifat kepemimpinan yang diharapkan serta melibatkan campur tangan Allah atas orang yang dipilihnya. Sebab tugas seorang pemimpin itu menggembalakan keluarga-keluarga yang dipercayakan kepadanya. Karena itu seorang pemimpin perlu menghindari sikap pandang enteng dan mengikat janjinya ke hadapan Allah, agar diberikan kewibawaan dalam kepemimpinannya (lihat. 2 Samuel 5:1-3).
Sebagai pemimpin yang baik perlu memiliki 2 hal penting yaitu hidup doa dan keutamaan. Dengan hidup doa, seorang pemimpin melayakkan segenap umat (keluarga-keluarga) agar mendapatkan bagian dalam kebenaran, melepaskan mereka dari kuasa kegelapan dan memindahkannya ke dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian segenap keluarga kristiani memperoleh pengampunan dosa. Sedangkan keutamaan yang dipakai yaitu menjadi gambaran Allah, mengalami kepenuhan di dalam Allah, mendamaikan segala sesuatu, dan memiliki kerelaan untuk berkorban diri dengan kesatuan di dalam korban Kristus (lihat. Kolose 1:12-20).
Sebagai pemimpin yang baik dan pilihan Allah, pengorbanan diri bukan diletakkan pada pundak umat, melainkan diri sendiri yang berani memikul dan menyandangnya. Mengambil alih beban umat, sehingga beban umat diringankan. Bahkan hatinya sendiri dibiarkan mengalami cercaan dan hinaan. Hatinya selalu diliputi keprihatinan tentang sesama. Mampu menjadi teladan kebajikan dan membawa pengampunan. Kesemuanya ini diteladankan oleh Yesus dan diharapkan menjadi contoh bagi seluruh keluarga Kristiani sebagai murid-murid Kristus (lihat. Lukas 23:33-43). (P. Dedy.S)
No comments:
Post a Comment