Saturday, July 16, 2016

MINGGU BIASA XVI TAHUN C 2016

KESEIMBANGAN DOA DAN PELAYANAN
Kita tentu pernah mendengar ungkapan ORA ET LABORA yang berarti BERDOALAH DAN BEKERJALAH. Kedua tindakan tersebut sama-sama baiknya, karena keduanya saling melengkapi dan saling membantu setiap orang menuju kepada kesucian. Dalam kedua tindakan tersebut juga kita sama-sama bertemu dengan Tuhan. Kalau dalam doa, kita bertemu dengan Tuhan di dalam keheningan. Sedangkan di dalam karya, pekerjaan dan pelayanan, kita juga bertemu dengan Tuhan bukan hanya di dalam keheningan bahkan di dalam perjumpaan dengan sesama. Kerap kali Tuhan menghadirkan diri-Nya lewat sesama. Maka, apapun pekerjaan dan pelayanan yang kita berikan sesungguhnya diperuntukkan bagi Tuhan yang hadir secara nyata di dalam diri sesama. Karena itu perlu bagi kita memberikan yang terbaik kepada Tuhan dengan penuh sukacita. Maka Tuhan pun akan memberikan yang terbaik kepada kita (bdk. Kejadian 18:1-10a).


Doa dan pelayanan sama-sama memberikan hikmat tersendiri kepada kita. Untuk meraih hikmat itu dituntut dalam diri kita semangat pengorbanan. Pribadi yang mau berkorban adalah pribadi yang mau menderita. Penderitaan yang kita alami di dalam doa yaitu menanti sebuah harapan akan belaskasih dan janji Allah. Sedangkan penderitaan di dalam pelayanan yaitu kesanggupan diri dalam mewartakan Kabar Keselamatan dan Kebaikan hati Allah. Hanya keutamaan kerendahan hati dan ketulusan yang akan memampukan kita melaksanakan semuanya itu. Sebab Kristus telah melakukannya bagi kita (bdk. Kolose 1:24-28).

Merasul di dalam doa, dan doa di dalam kerasulan; itu berarti ada keseimbangan antara hidup doa dan hidup pelayanan. Kita perlu menekuni hidup doa untuk mendengarkan Tuhan berbicara. Tetapi kita juga perlu menekuni hidup pelayanan untuk menerapkan apa yang Tuhan sampaikan dan teruskan kepada sesama. Jadi, apapun yang dikerjakan Maria dan Marta sesungguhnya sama baik dan mulia jikalau disertai dengan kerendahan hati, ketulusan dan kerelaan, bukan disisipi dengan sikap iri hati dan ingin bersaing. Karena kedua sikap tersebut akan menjauhkan diri kita dari belaskasih Tuhan (bdk. Lukas 10:38-42). (P. Dedy. S)

No comments:

Post a Comment