Wednesday, January 13, 2016

MINGGU BIASA II TAHUN C 2016

MENJADI MEMPELAI SANG MAHA RAHIM

Yesus mengubah air menjadi anggur di Kana
Ketika mendengar kata “mempelai”, kita akan terbawa ke dalam ingatan tentang hidup persatuan dan kesatuan antara suami istri dalam ikatan perkawinan. Memang demikianlah hubungan atau relasi antara Allah dan umat-Nya juga dilambangkan sebagai hubungan ikatan perkawinan seperti suami istri yang tak akan pernah terceraikan dengan cara apapun kecuali maut. Sekalipun aneka permasalahan menimpa hubungan tersebut dan menciptakan keretakan, namun Allah tidak akan membiarkan dan menelantarkan umat-Nya begitu saja seperti suami istri yang saling sangat mencintai dengan penuh kasih setia dalam untung maupun malang sampai maut memisahkannya. Allah Sang Maha Rahim akan tetap mengampuni dan menerima umat-Nya yang berdosa seperti Ketika salah satu pasangan suami istri kedapatan bersalah dan berdosa, namun masih bisa saling menerima dan mengampuninya (Bdk.Yesaya 62:1-5).


Setiap pasangan mempelai telah dianugerahi karunia yang berbeda satu sama lain yang berasal dari satu Roh yang sama. Maka sepasang mempelai akan mengalami kesatuan dan persatuan apabila aneka karunia itu saling disadari, disyukuri dan dimiliki; bukan menjadi perdebatan dan pertikaian yang berujung kepada keretakan bahkan kehancuran. Sebab Allah sendiri menghendaki agar kesatuan itu terjadi karena adanya perbedaan, sehingga saling melengkapi satu terhadap lainnya. Di sinilah sikap pelayanan setiap mempelai dapat terjadi (Bdk. I Korintus 12:4-11).

Sebagai mempelai sejati, Allah tidak akan berdiam diri ketika melihat kesulitan dan aneka masalah yang menimpa dan merusak kebahagiaan sepasang mempelai. Allah akan datang menolong tepat pada waktunya. Allah sebagai Sang Maha Rahim akan mengambil alih dalam mengatasi kesulitan yang menimpa umat kesayangan-Nya. Allah akan tetap memberikan yang terbaik bagi umat-Nya, sekalipun umat-Nya tidak setia kepada-Nya. Sama seperti Yesus yang tetap menyimpan dan memberikan anggur terbaik kepada mempelai ketika kesulitan dialaminya dalam pesta perjamuan kawin di Kana. Maka, kita pun diharapkan selalu memberikan yang terbaik sebagai bentuk pengorbanan kepada sesama lebih-lebih kepada pasangan mempelai suami istri (Bdk. Yohanes 2:1-11). (P. Dedy.S)


No comments:

Post a Comment