Tuesday, January 19, 2016

SANG MAHA RAHIM ITULAH SANG SABDA

MINGGU BIASA III TAHUN C 2016

Ketika kita mendengar kata “ Sabda ”, kita tentu akan teringat akan Kitab Suci. Itu adalah Sabda yang tertuliskan. Sedangkan tidak semua Sabda tertuliskan; ada pula yang tidak tertulis atau bersifat lisan dan juga tersirat. Sabda yang tertulis dapat kita baca dari dalam Kitab Suci; Sabda yang bersifat lisan dapat kita dengar dari renungan-renungan atau khotbah atau homili; sedangkan Sabda yang tersirat dapat kita jumpai melalui pengalaman hidup sehari-hari. Walau caranya beragam, namun sumbernya tetap sama yaitu Allah Sang Maha Rahim. Allah mewartakan sabda itu dengan bahasa kita supaya kehadiran-Nya dapat dengan mudah kita dengar, alami, mengerti dan memahami-Nya. Sehingga hati kita menjadi mudah  tergerak untuk mengalami cinta dan belaskasih-Nya yang akan berakhir dengan sukacita. Sabda yang paling nyata dan hidup dapat kita temukan dalam diri Yesus. Kedatangan-Nya untuk menggenapi segala apa yang tertuliskan, terlisankan dan tersiratkan. Apakah kita telah menyadari kesemuanya itu dan berusaha menanggapi-Nya? (Bdk. Nehemia 8:3-5a, 6-7, 9-11).


Sabda tidaklah cukup hanya kita terima dan menyimpannya begitu saja; Sabda itu perlu kita teruskan melalui tugas pewartaan. Dengan mewartakan berarti kita andil dalam tugas pengajaran yang disebut katekese. Pengajaran atau pewartaan itu dapat dilakukan melalui  tugas kita masing-masing sesuai dengan bakat dan kemampuan yang kita miliki secara berbeda; walau tugas berbeda namun sumber pewartaan tetap sama yakni Allah Sang Maha Rahim (Bdk. I Korintus 12:12-30). Melalui pewartaan itu kita mengajak semua orang untuk mengalami belaskasih atau kerahiman Allah.

Dengan menjelma dalam diri Yesus, Allah Sang Maha Rahim yang adalah Sang Sabda ingin menunjukkan tanda solidaritas-Nya dengan kita semua; supaya Allah tidak lagi dikenal sebagai Allah yang transenden atau Allah yang jauh, melainkan menjadi Allah yang imanen atau Allah yang dekat yang akan membebaskan setiap orang dari berbagai belenggu, keterbatasan, penderitaan dan kesulitan hidup untuk beralih ke dalam sukacita melimpah bersama-Nya. Semua itu akan kita alami kalau kita mau mengundang dan menerima Sang Sabda dalam hidup kita (Bdk. Lukas 1:1-4; 4:14-21). (oleh P. Dedy.S).


No comments:

Post a Comment