EKARISTI PUNCAK HIDUP DAN IMAN
Setiap 14 hari setelah Pentakosta, Gereja merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah. Melalui hari raya ini, Gereja mau mengajak kita untuk lebih memaknai Ekaristi sebagai puncak hidup dan iman kita. Puncak dari ekaristi sendiri adalah komuni. Di sinilah kita mengalami persatuan dengan jemaat dan Allah sendiri. Selama hosti yang kita terima belum dikonseklir, akan tetap berupa roti. Ketika sudah dikonseklir di dalam konsekrasi saat Doa Syukur Agung, maka roti dan anggur itu sudah bukan lagi roti dan anggur, melainkan berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus. Karena itu setiap kali menyambut komuni, kita harus mengatakan “Amin” dengan lantang sebagai tanda bahwa kita percaya akan kehadiran Yesus dalam rupa hosti kudus. Walaupun hanya hosti yang kita terima saat komuni, sejatinya di dalam satu hosti sudah tersatukan tubuh dan darah. Sebab keduanya tidak dapat dipisahkan. Hanya seorang imam yang dapat melakukan konsekrasi, karena merekalah wakil Kristus dalam menguduskan dan mempersatukan kita. Maka sebelum seorang imam menguduskan kita, dirinya sendiri harus terlebih dulu dikuduskan bagi Allah (bdk Kejadian 14:18-20).